Tuesday, April 04, 2006

Napak Tilas Armani (I. Asal Usul)

Kamis minggu lalu, 30 Maret 06, kami - Armanian Girls yang terdiri dari Kika, Anne, Atiek, Atink, Vina dan saya - kembali berkumpul untuk melaksanakan ritual kepercayaan kami, makan-makan untuk merayakan ulang tahun beberapa personil kami. Yang agak berbeda kali ini adalah salah satu anggota kami, Vina, memilih untuk tidak hadir. Yah, kami dengan berat hati mengambil kesimpulan yang sepertinya memberatkan Vina karena Vina sepertinya semakin menjauh dari kami terutama sejak dia menikah. Yang penting saat ini kami tetap berusaha mencari tahu kabar dan keberadaan Vina

Armanian girls ini sebenarnya adalah salah satu peer group - kelompok pertemanan - yang ada di Fakultas Psikologi UI angkatan '94, kecuali Atink yang angkatan '93. Saya juga bingung kenapa ini Atink suka menyempil2kan dirinya diantara kami. Dulu kelompok kami ada sekitar 9 orang, kalau tidak salah ada saya, Anne, Kika, Atiek, Chicha, Ochy, Ruri, Vina dan Yulan. Kelompok ini terbentuk karena ada kedekatan urutan absen, kedekatan geografis letak rumah, kedekatan karena teman satu sekolah dan juga karena perkenalan nekat (ini mungkin berlaku untuk saya yang meminjam istilah Anne). Pertemanan kami juga tidak menggunakan embel2 nama seperti sekarang ini, karena saat itu kami merasa nyaman dengan satu sama lain untuk jalan bareng dan memulai hari2 kami di kampus baru

Seiring dengan waktu, sesuai dengan teori evolusi - entah teori ini masih relevan atau tidak di jaman ini karena sudah banyak dipatahkan - ada beberapa di antar kami yang tidak bisa bertahan di lingkungan kampus. Pertama kali Ruri yang harus drop out pada semester 2 dan kemudian menyusl Chicha di semester 3. Berat rasanya kehilangan teman dekat tanpa kami bisa mencegahnya. Yang bisa kami lakukan adalah belajar bertahan hidup dari kesalahan2 teman kami yang hilang itu. Semester 2 dan 3 itu ada beberapa dari kami yang pindah kost di rumah Yulan di Depok dekat kampus. Menyenangkan sekali tinggal bersama teman2 dekat, dan hampir semua kegiatan sehari-hari kami lakukan bersama, berangkat ke kampus, sarapan, makan siang, makan malam, belanja kebutuhan sehari-hari dan belajar.

Diantara kegiatan2 kampus dan kegiatan kami yang sangat menyehatkan jiwa (karena berupa budaya konsumtif normal dan diiringi dengan informasi gosip terkini), kami tanpa sadar harus berupaya untuk menahan tekanan dari peer group lain yang berusaha memasarkan dirinya pada kami. Tekanan ini ditambah dengan makin menguatnya kemunculan perbedaan2 di antara kami membuat dua orang teman kami mulai memisahkan diri. Ochy dan Yulan akhirnya menyerah dengan pinangan kelompok lain dan mulai menggabungkan diri dengan mereka. Yah, memang tidak bisa dipungkiri juga bahwa kami pun memberikan kontribusi masalah yang membuat Ochy dan Yulan memutuskan untuk memisahkan diri dari kami.

Dan akhirnya tinggallah kami berlima (Atink, selama itu masih menjadi anggota tidak tetap).

Lalu di semester 4 atau 5 kalau tidak salah, saya, Kika dan Vina kemudia melakukan bedol desa dari kost Yulan ke rumah Vina yang lucu dan menyenangkan di real estate di Margonda, Depok. Rumah mungil yang sengaja dibeli oleh orang tua Vina untuk kenyamanan studi Vina (terima kasih banyak Oom, Tante....) itu sangat mengakomodir semua kebutuhan jiwa petualang kami, yang sedang menikmati mengatur hidup sendiri tanpa orang tua. Dan dari rumah inilah kami akhirnya menamakan kelompok pertemanan kami dengan Armani.

Kalau dilihat dari nama Armani, kesannya kami ini adalah sekelompok perempuan yang sangat memperhatikan gaya berbusana, fashion-fashion paling mutakhir, atau setidak-tidaknya perempuan yang selalu tampil rapih dimana pun berapa. Padahal... kami tidak seperti itu, sama sekali. Armani itu sebenarnya nama yang kami ambil dari perancang taman di teras depan rumah Vina. Daripada kami harus menyebut rumah itu dengan alamat lengkap, ya lebih baik kami memilih nama yang praktis dan mendeskripsikan keberadaan kami. Kami merasa pas dengan nama Armani, walau pun kami harus menanggung konsekuensinya. Bagaimana tidak, teman-teman kami selalu keheranan dan kami harus dengan penuh kesabaran menjelaskan kepada mereka. Tapi mereka mulai menghentikan pertanyaan ketika kami mulai memperlihatkan tingkah laku destruktif kepada mereka.

Kami memang sekelompok perempuan tapi kami perempuan2 yang aktif, selalu ingin mencoba hal2 baru. Kami sering ikut kegiatan2 di kampus dan kami dengan sangat bangga selalu menceburkan diri dalam kegiatan2 yang lebih banyak menguras tenaga fisik. Dan banyak orang yang merasa nyaman bekerja dengan kami (yah, ini memang pendapat dari satu sisi, tapi sepertinya kita harus puas dengan kesan ini). Kalau dipikir2 kami agak jarang terlibat dalam kegiatan kampus yang berbau intelektual atau semacamnya, entah karena memang kami yang tidak berminat atau memang banyak teman kami yang menganggap kami tidak cukup berkualitas untuk diajak terlibat di kegiatan2 seperti itu. Hmm, tapi Anne pernah terlibat dalam kegiatan intelektual, kalau tidak salah Majalah Kampus Psyche, yang harus tetap dilestarikan keberadaannya. Dan Anne bersedia membagikan sekian persen dari jiwa raganya untuk kemajuan majalah itu. Cukup sukses juga kemajuan majalah itu setelah ditangani Anne (bagus juga karena kalau tidak berarti nama Armani akan ikut tercemar...)

Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home