Tuesday, April 04, 2006

Orang-orang Bodoh

Orang-orang bodoh itu bilang, "Pohon-pohon ini akan ditebang karena daunnya rontok semua, mengganggu sekali".
Sejak kapan daun rontok dari pepohonan yang tumbuh subur itu mengganggu?
Kenapa mereka lebih tahan dengan udara kering dan gersang dibanding dengan segarnya udara karena rimbunnya pohon?
Mengapa mereka mau bersusah payah mengeluarkan biaya mahal untuk AC dibandingkan dengan udara yang bersih dan dingin alami?

Orang-orang bodoh itu bilang, "Pohon-pohon ini akan ditebang karena kasihan yang menyapu daun2 rontoknya, dia capek".
Dari 24 jam sehari kira-kira berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyapu 3 batang pohon buah yang daunnya rontok itu?
Dari jumlah asupan makan tiap hari, berapa kalori yang akan dihabiskan untuk kegiatan menyapu 3 batang pohon yang daunnya rontok?
Apakah dia menyapu daun-daun rontok itu dengan tangannya? atau dengan sapu lidi yang pendek? Tidak, dia menyapu dengan sapu lidi dengan tangkai panjang yang memperingan kerja tulang punggungnya.

Kini, setelah pohon besar itu tertebang, bukan hanya daun rontok yang menghiasi pelataran parkir dan halaman. Daun-daun kering, debu beterbangan, ranting dan kayu bekas penebangan dan juga serpihan kayu-kayu halus. Udara panas dan gersang makin menghiasi halaman. Apa keadaan ini yang mereka inginkan dibandingkan kenikmatan duduk di halaman yang dinaungi pohon rindang dan udara yang menyejukkan? Apakah mereka lebih menyukai debu, panas, dan kegersangan?

Tidakkah mereka tahu dengan perasaan bahwa pohon-pohon dan tanaman itu selalu bernyanyi untuk manusia di sekelilingnya dan menyiramkan keindahan yang dan kedamaian yang dibutuhkan manusia? Pohon dan tanaman adalah contoh tiadanya pamrih. Tanpa perhatian berarti dari manusia, tanaman dan pohon bisa tumbuh dengan sangat baik dan kemudian memberikan seluruh kebaikannya untuk manusia. Sudah terbuka semua kerugian yang kita terima ketika kita bermusuhan dengan pepohonan. Lalu mengapa mereka dan kita tetap tertutup dengan kebaikan ini dan sering menganggap mereka sebagai gangguan?

Mengapa seringkali kita selalu mengabaikan seluruh kebaikan disekeliling kita dan yang kita miliki hanya demi keinginan kita yang belum tentu kita dapatkan? Mengapa kita selalu buta dengan keberuntungan kita dan menindasnya dengan ketakutan2 atau kekhawatiran kita? Dan kita selalu menyesal dan mengutuk diri kita ketika kita mulai kehilangan kebaikan dan keberuntungan itu tanpa sadar bahwa sebenarnya kita sendiri yang menghilangkannya.

Sekarang kita bisa memilih dan memutuskan apakah kita tetap menjadi bodoh atau membuang kedunguan kita dengan mulai menghargai semua yang kita miliki.....

P.S. For TMS

0 Comments:

Post a Comment

<< Home