Wednesday, April 05, 2006

Napak Tilas Armani (II. Kami adalah...)

Kesukaan kami untuk melibatkan diri dalam aneka kesibukan di kampus otomatis membuat kami mengenal banyak teman dari berbagai angkatan. Dengan atmosfer kampus yang sangat mendukung pengembangan pribadi, kami menjadi lebih terbuka untuk menjalin pertemanan, baik dengan angkatan senior mau pun adik kelas. Kami percaya bahwa mereka suka untuk bergaul dengan kami dan adik kelas kami pun sering menuntut perhatian kami untuk memenuhi kebutuhan afeksi mereka (maaf lagi, karena ini murni pendapat kami tanpa mempertimbangkan masukan dari pihak lain). Yah, mungkin karena kami adalah sekelompok gadis2 manis yang selalu ingin menggali potensi diri, dan kami selalu hangat dengan semua orang.
Lihat saja Kika, dia ini adalah bintang balerina kami yang selalu mampu menyedot perhatian semua mata ketika dia sedang berjingkat-jingkat anggun menampilkan tariannya. Dalam sebagian besar pertunjukan musik di kampus, Kika sering diminta untuk menari. Tariannya memang spontan, tapi siapa yang peduli karena penarinya selalu menjiwai tariannya dan karena dia cantik. Selain cantik dan pintar menari, Kika itu teman yang sangat baik hati dan sering mendahulukan kepentingan dan kebahagiaan orang lain dibandingkan dengan kepentingannya sendiri. Wajar kan, kalau dia punya banyak penggemar. Tapi untunglah, sekarang Kika sudah bisa belajar untuk mendahulukan kebahagiaannya ketika memang hal itu penting untuk dilakukan. Buktinya, sekarang dia sudah bisa memantapkan hidupnya dengan mempunyai suami yang baik, anak yang sangat lucu dan pekerjaan yang stabil.
Kalau Kika adalah penari, maka Atiek adalah biduanita kami. Suaranya sebenarnya cukup mantap dengan vibra suara yang bagus, tapi sayang dia agak kurang menonjolkan bakatnya di kampus (kecuali ketika dia harus melatih kami menjadi penyanyi paduan suara yang solid dalam sekejap untuk pertunjukan operet tahunan di kampus). Tapi jangan tanya kegiatan nyanyi-menyanyi di luar kampus, dia sangat aktif dalam paduan suara alumni sekolahnya dulu sampai harus ikut berbagai lomba. Atiek adalah teman yang bisa menceriakan suasana dengan aktifitas bicaranya yang sudah sampai di level tinggi (kalau ini hanya bisa disaingi oleh Anne) sekaligus dengan komentar2nya yang yah...lucu tapi sering membuat kami terhenyak2. Dia ini termasuk anggota kami yang 'membatasi' kegiatan kampus dengan alasan rumah yang jauh, tidak mau repot dan malas menginap di rumah Armani. Tapi coba sekarang lihat, dia menjadi salah satu pihak yang paling suka repot dalam segala hal sampai kami terpaksa rela menjulukinya "miss repot' dan dia akan sangat berbahagia bila kami menugasinya untuk menyelenggarakan satu acara sederhana seperti acara makan2 ulang tahun tadi. Dengan segala kelucuan dan ke'tidakmaurepot'annya, Atiek adalah teman yang bisa diandalkan dan menyenangkan.
Untuk urusan organisasi, kita bisa belajar pada Anne, sang organisatoris handal. Sebagai orang yang selalu haus akan kesempatan untuk menggali potensi diri, Anne bisa dipastikan selalu hadir dalam hampir semua acara kampus. Ada keinginan dalam dirinya untuk selalu bisa mewujudkan ide-ide kreatif dan juga mimpi2nya. Siapa pun merasa tenang dan aman untuk mendelegasikan tugas2 seberapa pun beratnya kepada Anne karena dia selalu berusaha untuk bekerja sebaik mungkin. Sisi 'perfectionist manis' ini sekarang pun terlihat dalam profesi yang ditekuninya sekarang sebagai psikolog anak dan dosen, Anne selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi klien2nya dan juga mahasiswanya. Yang saya lihat, Anne sebenarnyan ingin supaya tiap orang menyadari haknya untuk bisa bahagia dan menggapai mimpi, sama seperti dirinya sekarang ini. Buat kami, Anne adalah teman yang bisa diandalkan dan sangat tepat untuk diajak berbagi.
Tentang Vina, dia adalah teman yang mungkin agak sulit kami pahami. Sama seperti kami, Vina juga suka terlibat aktif dalam acara kampus dan banyak yang menyayanginya karena dia bukan jenis orang yang suka menghakimi atau menilai orang lain sehingga orang merasa aman untuk berbicara dengan dia. Selain orang yang tanpa pamrih, Vina juga jenis orang yang bisa membuat suasana menjadi penuh tawa. Dia orang yang sangat humoris walau pun sering kali kami tidak bisa memahami jalan pikirannya dan membuat kami memutar otak bagaimana menghadapi orang seperti dia. Namun sayang, sekarang ini kami tidak bisa terlalu berharap Vina akan sering bersama kami, entah dengan pertimbangan apa Vina memutuskan untuk meminimalisir frekuensi pertemuannya dengan kami setelah dia menikah.
Saya sendiri sering dijuluki Nunung - Srimulat. Saya sendiri bingung kenapa, tapi kata semua orang yang saya tanya, julukan itu ada karena saya suka bertingkah laku seperti Nunung - Srimulat. Lah, saya sih tidak pernah merasa mengambil spesialisasi di Srimulat, saya bertingkah laku wajar dan memberikan komentar2 yang tepat, ya.. walau pun mungkin satu atau dua kali saya terkadang menjadi kecentilan. Kata Anne, saya punya pendirian yang kuat dan tidak mudah terpengaruh tapi sekaligus impulsif. Saya tidak tahu kadar kebenaran pendapat itu, walau pun saya mempercayai penilaian Anne (:p), tapi saya memang suka menjalani sesuatu yang membuat saya bahagia apa pun resikonya dan impulsifitas saya pun sampai sekarang masih sering membuat yang lain geleng kepala.
Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home